Tag Archives: Kehidupan

Marah dan Kemarahan

Saya jarang marah, walaupun dihina, dan diejek, saya biasanya tetap tersenyum. Ataupun ada kejadian yang tidak mengenakkan, maupun sebuah kegagalan, saya juga tetap tersenyum. Barangkali ini terkait keturunan. Ayah saya juga jarang marah. Kalau marah, beliau cuman diam. Dan saat itulah saya tahu itu tanda dimana saya harus berhenti berulah. Saya sangat terilhami dari falsafah jawa, yaitu “nglimpe“. Orang yang berfalsafah “nglimpe“, biarpun diejek, dihina, dan diterjunkan, tetap tenang. Dan saat itulah dia mengatakan pada dirinya harus bisa, dan kemudian berbuat secara diam-diam untuk membuktikan dirinya. Orang lain tidak perlu tahu seberapa usaha keras yang dia lakukan sekarang. Yang penting nanti dikemudian hari, orang lain bisa melihat hasil dari kerja kerasnya.

Baca lebih lanjut

Dengan kaitkata , ,

Jadi Laki-laki

Barangkali aku memang pengecut..

Kambing Taek..
Pulang saja menyusu pada ibumu,
Jangan kembali sebelum kau jadi laki-laki

Laki-laki itu
Harus jelas pribadinya..
Laki-laki itu
Tidak akan pernah berada di tempat yang gelap,
sekalipun itu aman.

Jadilah laki-laki
Sekali berarti, sudah itu mati..

Pengecut adalah sampah.

Thanks: miff (caring and listening), adhy (kawan senasib.. tapi ketoke nasibmu luwih apik), agung (makasih traktiran ronde jahe nya..), anonim (untuk puisinya..)

Dengan kaitkata , , ,

Dapat hadiah CD The Fly

The Fly: If loving you is wrong, I dont want to be right

the-fly-3.jpg

Barangkali ada hikmah dibalik bangun pagi. Karena biasanya aku selalu tidur pagi. Tidur pagi setelah kantuk menyerang sekitar pukul 6. Rusak sudah hidup.. Orangtuaku selalu bilang, rejeki itu datangnya di pagi hari. Mungkin kali ini mereka benar.. (Soalnya aku masih tetep ga percaya, malam hari adalah idle resources dan tetep bisa dimanfaatkan.. 🙂 )
Baca lebih lanjut

Dengan kaitkata , , , , , ,

Jangan terlalu berharap

Ini puisi dari blog lama..
dikutip kembali karena telah menjadi pasal 1 dari kaum penerjun di Bukom Sangkuriang. 🙂

Jangan terlalu berharap,
Barangsiapa terlalu berharap
Akan hidup di negeri sepi
Dimana tak ada cinta
Yang ada hanya air mata di setiap senja.

by orang yang tidak mau dikenal

Dengan kaitkata , , ,

[repost] Pisuhan adalah Produk Budaya

Pesenan Mas Hendro.. Padahal aku males, soalnya terlalu emosional.

Beberapa hari ini, aku dikomplain gara-gara pisuhan. Reaksiku yang berlebihan membawa masalah. Pisuhanku ternyata membuat keadaan menjadi milis tjakra menjadi runyam dan panas. Dan pesan dari teman-teman mengalir deras ke arahku. Isinya “sabar gun..“, trus “pak kepsuk ndadi..“, ada lagi juga dari spesialis provokator alias rian su ableh “beleh wae gun..” Inti masalahnya? gak usah ditanya deh.. sepele abis *kata teman-teman*, bagiku ndak.

Aku mengaku khilaf. Jelas-jelas aku berbicara kasar di tempat yang tidak tepat. Milis tjakra adalah tempat teman sma yang rata-rata adalah tinggal di Jogja. Budaya di milis itu adalah sopan santun, damai, dan adem ayem. Empat tahun tinggal di Bandung jelas sangat merubah pola, cara, dan budaya hidupku. Dimulai dari OS yang terus menggelorakan ego, semangat keterbukaan, semangat persaingan dan pola-pola konflik antar etnis, religi, dan kelompok yang terlihat kentara, ternyata cukup mempengaruhiku.
Baca lebih lanjut

Dengan kaitkata , , , ,